WELCOME TO MY BLOG :D

Sunday, November 3, 2013

Tugas Resume



Resume Kelompok 1 (Prinsip Etika Profesi Akuntansi dan Tujuannya) 
 Prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip etika disahkan oleh kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan aturan etika disahkan oleh rapat anggota himpunan dan hanya mengikat anggota himpunan yang bersangkutan.
 Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia 
 1. Tanggung Jawab 
Profesi Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. 
 2. Kepentingan Publik
 Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung-jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peranan yang penting di masyarakat, di mana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.
 3. Integritas 
 Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
 4. Obyektivitas 
Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. 
 4. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
 Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, derni kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung-jawab profesi kepada publik.  
 5. Kerahasiaan 
 Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antara anggota dan klien atau pemberi kerja berakhir. Kerahasiaan harus dijaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusus telah diberikan atau terdapat kewajiban legal atau profesional untuk mengungkapkan informasi.
 6. Perilaku Profesional 
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. 
7. Standar Teknis 
 Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. 
 Basic Teori Etika
 a. Etika Teleologi 
 Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan. 
 b. Deontologi 
 Deontologi berasal dari kata Yunani deon, yang berarti sesuatu yang harus dilakukan atau kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan norma sosial yang berlaku.
 c. Teori Hak 
 Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. 
 d. Teori Keutamaan (Virtue)
 Teori ini memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. 

Sumber: http://anandaputrinanda.blogspot.com/2013/09/prinsip-etika-profesi-akuntansi-dan.html


 Resume Kelompok 2 (Perilaku Etika Bisnis) 
Lingkungan bisnis yang mempunyai prilaku etika, dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa ada beberapa hal yang diperhatikan antara lain adalah pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, dan menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu.
 a. Lingkungan Bisnis
 Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perubahan. Lingkungan bisnis yang mempengaruhi etika adalah lingkungan makro dan lingkungan mikro

 b. Perkembangan dalam Etika Bisnis 
 Diakui bahwa sepanjang sejarah kegiatan perdagangan atau bisnis tidak pernah luput dari sorotan etika. Perhatian etika untuk bisnis dapat dikatakan seumur dengan bisnis itu sendiri. Perbuatan menipu dalam bisnis, mengurangi timbangan atau takaran, berbohong merupakan contoh-contoh kongkrit adanya hubungan antara etika dan bisnis. Namun demikian bila menyimak etika bisnis sperti dikaji dan dipraktekan sekarang, tidak bisa disangkal bahwa terdapat fenomena baru dimana etika bisnis mendapat perhatian yang besar dan intensif. 

 c. Etika Bisnis
 Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

 Sumber: http://rizqiputriariani.blogspot.com/

 Resume Kelompok 3 (Etika Government dalam Menyikapi Bisnis di Indonesia)

 Etika Government yaitu penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.
  Solusi Permasalahan Etika Bisnis:  
 1. Untuk mengatasi kejahatan bisnis atau ekonomi yang terjadi seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang telah melahirkan revolusi industri perdagangan, perbankan dan khususnya korporasi, dalam skala global, sebaliknya semua negara memperkuat komitmen politiknya untuk lebih memartabatkan kegiatan ekonomi dan bisnis. Dengan begitu, kemakmuran dan kesejahteraan dapat terwujud
2. Pemerintah harus merancang sebuah pemikiran strategik mengenal politik penanggulangan kesejahteraan bisnis secara rasional. LSM yang menaruh perhatian penuh terhadap upaya penccegahan dan pemberantasan korupsi harus tetap menekan pemerintah, terutama aparat penegak hukum untuk mengukum siapapun seberat-beratnya bila mengganggu stabilitas ekonomi. 
 3. Untuk mecegah sekaligus memberantas kejahatan bisnis atau ekonomi, sesuatu hal yang signifikan, strategik dan fundamental harus diambil, yaitu dengan lebih dahulu membenahi organisasi kekuasaan kehakiman, kejaksaan dan kepolisian sebagai stakeholders utama dalam penegak hukum. 
 4. Integritas moral pemerintah dan parlemen juga harus lebih baik, agar tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam berbuat kejahatan bisnis/ekonomi. Etika kekuasaan dan berpemerintahan harus dimiliki pemerintah dan parlemen. 
 5. Etika bisnis harus dikampanyekan (disosialisasikan) oleh pemerintah dan LSM (NGO) secara berkelanjutan. Etika bisnis juga harus diberikan sebagai kurikulum (mata ajaran) wajib pada sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.
 6. Prinsip-prinsip good corporate governance harus diterapkan pada semua korporasi, baik milik asing, pemerintah, maupun swasta lokal. 

 Sumber: http://aliendwiputri.blogspot.com/ 

Resume Kelompok 4 (Akuntansi Sebagai Profesi dan Etika dalam Akuntan Publik) 

Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi. Peran akuntan antara lain: 
 1. Akuntan Publik (Public Accountants): Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan independen yangmemberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. 
 2. Akuntan Intern (Internal Accountant): Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. 
 3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants): Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya dikantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK). 
4. Akuntan Pendidik: Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi. 

 Sumber: http://agung-sukma.blogspot.com/

 Resume Kelompok 5 (Kode Etik Profesi Akuntansi)

 Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Dalam kongresnya tahun 1973, IAI untuk pertama kalinya menetapkan Kode Etik bagi profesi Akuntan di Indonesia. Pembahasan mengenai kode etik IAI ditetapkan dalam Kongres VIII tahun 1998. Sejak kongres yang dilakukan tahun 1998, IAI menetapkan delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI dan seluruh kompartemennya. Kode Perilaku Profesional yaitu
 a. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia 
b. Hindari menyakiti orang 
 c. Bersikap jujur dan dapat dipercaya 
 d. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi, dan prinsip-prinsip keadilan
 e. Hak milik yang termasuk hak cipta dan hak paten
 f. Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual
 g. Menghormati privasi orang lain 
 h. Kepercayaan Prinsip-prinsip etika yaitu 
 a. Kode Etik AICPA ( American Institute of Certified Public Accountants) 
terdiri atas dua bagian; bagian pertama berisi prinsip-prinsip Etika dan pada bagian kedua berisi Aturan Etika (rules). 
 b. Prinsip Etika Profesi menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). 
 c. Prinsip dan Kode Etik menurut IFAC ( International Federation of Accountan Committee).

 Sumber: http://masturohimasu18.blogspot.com/

 Resume Kelompok 6 (Tanggung Jawab Akuntan Publik dan Krisis Profesi Akuntan)

 Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri.
 Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
 a. Atestasi adalah adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
 b. Audit pada umunya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: 
 1. Audit Laporan Keuangan 
 2. Audit Kesesuaian 
 3. Audit Operasional Pihak yang melakukan audit disebut sebagai auditor 

 c. Kompilasi dan Review 
Kompilasi laporan keuangan adalah penyajian dalam bentuk laporan keuangan, informasi yang merupakan pernyataan manajemen tanpa usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan aapapun terhadap laporan tersebut. 
Review atas laporan keuangan adalah pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. 
 d. Laporan Keuangan Prospektif
 Laporan keuangan prospektif berisi informasi keuangan yang merupakan bagian dari ramalan keuangan maupun proyeksi keuangan. Laporan keuangan prospektif digunakan baik untuk penggunaan umum atau terbatas. Penggunaan umum dari laporan keuangan prospektif mengacu pada penggunaan laporan oleh orang-orang yang tidak bernegosiasi secara langsung dengan pihak yang bertanggung jawab. 
 e. Pengendalian Mutu 
Untuk menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik (KAP), organisasi profesi mewajibkan setiap KAP untuk memiliki suatu sistem pengendalian mutu. Sebagai pedoman, organisasi profesi menetapkan sembilan elemen pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan oleh KAP dalam menetapkan kebijakan.
 f. Peraturan Menteri Keuangan,
 UU Pasar Modal dan Peraturan BAPEPAM, Peraturan Bank Indonesia Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan PMK No. 17 Tahun 2008 pasal 44 ayat (1) menyatakan akuntan publik dan/atau KAP bertanggung jawab atas seluruh jasa yang diberikan dan ayat (2) menyatakan Akuntan Publik bertanggung jawab atas Laporan Auditor Independen dan Kertas Kerja dari Akuntan Publik yang bersangkutan selama 10 (sepuluh) tahun. 

Sumber: http://sbwicaksono.blogspot.com/ 

 Resume Kelompok 7 (Etika dalam Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen) 

Etika dalam Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management Accountant, yaitu Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja. Akuntan manajemen mempunyai peran penting dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka para akuntan manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya, dan etis. Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen lebih luas dibandingkan tanggung jawab seorang akuntan keuangan, yaitu: 
 a. Perencanaan
 b. Pengevaluasian
 c. Pengendalian 
 d. Menjamin pertanggungjawaban sumber 
 e. Pelaporan eksternal Etika Profesional Akuntan Manajemen

 Ada empat standar etika untuk akuntan manajemen yaitu:
 a. Kompetensi 
 b. Kerahasiaan (Confidentiality) 
 c. Integritas (Integrity) 
d. Objektivitas (Objectifity) 
 Etika dalam akuntansi Keuangan Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan aktivitasnya pada kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak, yaitu pihak internal dan eksternal. Oleh karena tujuan akuntansi keuangan adalah menyediakan informasi kepada pihak yang berkepentingan, maka laporan keuangan harus bersifat umum sehingga dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang dimaksud harus mampu menunjukkan keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan tersebut harus mampu memberikan suatu rangkaian historis informasi dari sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban-kewajiban perusahaan, serta kegiatan-kegiatan yang mengabaikan perubahan terhadap sumber-sumber ekonomi dan kewajiban-kewajiban tersebut, yang dinyatakan secara kuantitatif dengan satuan mata uang.

 Sumber: http://ikharetno.wordpress.com/

 Resume Kelompok 8 (Etika Akuntansi dalam Dunia Bisnis Internasional)

 Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Dan etika profesi terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukan. Pada tahun 1971, Prof. Thomas R. Weirich, Clarence G. Avery dan Henry R. Anderson mengemukakan tiga pendekatan berbeda: 
 1. Sistem universal
 2. Pendekatan deskriptif dan informative yang mencakup semua metode dan standar dari semua Negara
 3. Praktik-praktik akuntansi dari anak-anak perusahaan yang ada di luar negeri dan perusahaan-perusahaan induk Mereka menamai dan menjelaskan pendekatan-pendekatan defisional ini, masing-masing sebagai berikut: 
 Akuntansi Dunia Dalam kerangka konsep ini, akuntansi internasional dianggap sebagai suatu sistem universal yang bisa diadopsi oleh semua negara. Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) untuk seluruh dunia, semacam yang ada di AS, akan dibentuk. Akuntansi Internasional Konsep utama kedua dari istilah akuntansi internasional melibatkan pendekatan yang deskriptif dan informatif. Berdasarkan konsep ini, akuntansi internasional meliputi semua ragam prinsip, metode dan standar akuntansi dari semua negara. Konsep ini melibatkan GAAP masing-masing negara, sehingga akuntan perlu menyadari sejumlah prinsip berbeda ketika mempelajari akuntansi internasional. Akuntansi Bagi Perusahaan Anak di Luar Negeri Konsep utama ketiga yang bisa diaplikasikan ke “akuntansi internasional” mengacu kepada praktik-praktik akuntansi perusahaan induk dan perusahaan anak-nya di luar negeri. Acuan atas negara tertentu atau tempat domisili perusahaan diperlukan dalam konsep ini agar pelaporan keuangan internasional efektif. Kepentingan akuntan yang utama adalah translasi dan penyesuaian laporan keuangan anak perusahaan. Etika dalam Dunia Bisnis Bisnis melibatkan hubungan ekonomi dengan banyak kelompok orang yang dikenal sebagai stakeholders, yaitu: pelanggan, tenaga kerja, stockholders, suppliers, pesaing, pemerintah dan komunitas. Oleh karena itu para pebisnis harus mempertimbangkan semua bagian dari stakeholders dan bukan hanya stockholdernya saja. Pelanggan, penyalur, pesaing, tenaga kerja dan bahkan pemegang saham adalah pihak yang sering berperan untuk keberhasilan dalam berbisnis. Lingkungan bisnis yang mempengaruhi etika adalah lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan makro yang dapat mempengaruhi kebiasaan yang tidak etis yaitu bribery, coercion, deception, theft, unfair dan discrimination. Maka dari itu dalam perspektif mikro, bisnis harus percaya bahwa dalam berhubungan dengan supplier atau vendor, pelanggan dan tenaga kerja atau karyawan. 

Sumber: http://galuhlistya.blogspot.com/

Sunday, October 6, 2013

Etika Government Dalam Menyikapi Bisnis di Indonesia (TUGAS 1 - SOFTSKILL - KELOMPOK 11)

BAB. I PENDAHULUAN
 I.Latar Belakang
 Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban yang memungkinkan masyarakat dapat menjalani kehidupannya secara wajar. Oleh karena itu, pemerintah diperlukan pada hakikatnya adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah tidak dibentuk untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama. Suatu gejala yang nampak dewasa ini adalah kecenderungan dan pertumbuhan ke arah mensukseskan pembangunan di segala bidang. Namun di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika pemerintah dalam menyikapi bisnis masih belum cukup baik dilakukan dan digerakan secara nyata. Pada umumnya baru sampai tahap pernyataan-pernyaataan atau sekedar lips-service belaka. Karena memang enforcement dari pemerintah pun belum tampak secara jelas. Sesungguhnya Indonesia harus lebih awal menggerakan penerapan etika bisnis secara intensif terutama setelah tragedi krisis ekonomi tahun 1998. Sayangnya bangsa ini mudah lupa dan mudah pula memberikan maaf kepada suatu kesalahan yang menyebabkan bencana nasional sehingga penyebab krisis tidak diselesaikan secara tuntas dan tidak berdasarkan suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya penyebab utama krisis ini, dari sisi korporasi, adalah tidak berfungsinya praktek etika bisnis secara benar, konsisten dan konsekwensi.
 II.Rumusan Masalah
 • Apakah yang dimaksud dengan etika government?
• Bagaimana etika pemerintah dalam menyikapi bisnis di Indonesia?
 III.Tujuan Penulisan
• Untuk memahami serta mengetahui apa yang dimaksud dengan etika government
 • Dan bagaimana etika pemerintah dalam menyikapi bisnis yang berkembang di Indonesia

 BAB. II PEMBAHASAN

 Etika Government yaitu penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. Keuntungan yang paling diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik. Ajaran untuk berperilaku yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan dengan hakikat manusia disebut etika pemerintahan. Selain itu etika pemerintahan juga merupakan bagian dari praktek yurisprudensi atau filosofi hukum yang mengatur operasi dari pemerintah dan hubungannya dengan orang-orang dalam pemerintahan. Prinsip-prinsip etika harus disesuaikan dengan keadaan, waktu, dan tempat. Prinsip-prinsip etika yang bersifat authority, yang bersifat perintah menjadi suatu peraturan sehingga kadang-kadang merupakan atribut yang tidak bisa dipisahkan. Tujuan dari Etika Government itu sendiri antara lain: 1. Memudahkan warga masyarakat untuk mendapatkan pelayanan public dan untuk berinteraksi dengan jajaran pemerintah. 2. Memperbaiki kepekaan dan respon Pemda terhadap kebutuhan warga. 3. Meningkatkan Efisiensi, efektivitas dan accountability dalam penyelenggaraan pemerintahan. Ada beberapa hal yang menjadi hambatan atau tantangan dalam mengimplementasikan E-Government di Indonesia yaitu: 1. Kultur berbagi belum ada. Kultur berbagi (sharring) informasi dan mempermudah urusan belum merasuk di Indonesia. Bahkan ada pameo yang mengatakan: “Apabila bisa dipersulit mengapa dipermudah?”. Banyak oknum yang menggunakan kesempatan dengan mepersulit mendapatkan informasi ini. 2. Kultur mendokumentasi belum lazim. Salah satu kesulitan besar yang kita hadapi adalah kurangnya kebiasaan mendokumentasikan (apa saja). Padahal kemampuan mendokumentasi ini menjadi bagian dari ISO 9000 dan juga menjadi bagian dari standar software engineering. 3. Langkanya SDM yang handal. Teknologi informasi merupakan sebuah bidang yang baru. Pemerintah umumnya jarang yang memiliki SDM yang handal di bidang teknologi informasi. SDM yang handal ini biasanya ada di lingkungan bisnis / industri. Kekurangan SDM ini menjadi salah satu penghambat implementasi dari e-government. Sayang sekali kekurangan kemampuan pemerintah ini sering dimanfaatkan oleh oknum bisnis dengan menjual solusi yang salah dan mahal. 4. Infrastruktur yang belum memadai dan mahal. Infrastruktur telekomunikasi Indonesia memang masih belum tersebar secara merata. Di berbagai daerah di Indonesia masih belum tersedia saluran telepon, atau bahkan aliran listrik. Kalaupun semua fasilitas ada, harganya masih relatif mahal. Pemerintah juga belum menyiapkan pendanaan (budget) untuk keperluan ini. 5. Tempat akses yang terbatas. Sejalan dengan poin di atas, tempat akses informasi jumlahnya juga masih terbatas. Di beberapa tempat di luar negeri, pemerintah dan masyarakat bergotong royong untuk menciptakan access point yang terjangkau, misalnya di perpustakaan umum (public library). Di Indonesia hal ini dapat dilakukan di kantor pos, kantor pemerintahan, dan tempat-tempat umum lainnya. Beberapa solusi permasalahan etika bisnis adalah 1. Untuk mengatasi kejahatan bisnis/ekonomi Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang telah melahirkan revolusi industri perdagangan, perbankan dan khususnya korporasi, dalam skala global, sebaliknya semua negara memperkuat komitmen politiknya untuk lebih memartabatkan kegiatan ekonomi dan bisnis. Dengan begitu, kemakmuran dan kesejahteraan dapat terwujud. Selain itu perlu juga diperkuat komitmen moralnya untuk tetap konsisten menjalankan sebuah misi penting, yaitu mewujudkan keadilan, kebenaran, kejujuran, penegakan hukum, penegakan etika dan peningkatan rasa berkompetisi secara fair, rasional dan berkemanusiaan. 2. Pemerintah harus merancang sebuah pemikiran Strategik mengenal politik penanggulangan kesejahteraan bisnis secara rasional. LSM (NGO) yang menaruh perhatian pernuh terhadap upaya penccegahan dan pemberantasan korupsi harus tetap menekan pemerintah, terutama aparat penegak hukum untuk mengukum siapapun seberat-beratnya bila mengganggu stabilitas ekonomi. Tindaka reprsif sesungguhnya harus ditempuh untuk mengganjar para pelaku kejahatan bisnis/ekonomi dalam skala besar. 3. Mencegah sekaligus memberantas kejahatan bisnis/ekonomi Sesuatu hal yang signifikan, strategik dan fundamental harus diambil, yaitu dengan lebih dahulu membenahi organisasi kekuasaan kehakiman, kejaksaan dan kepolisian sebagai stakeholders utama dalam penegak hukum. Integritas moral, spiritual dan mental para penegak hukum harus teruji. Tingkat kesejahteraan dan kelangsungan hidup komunitas ini harus diperhatikan. 4. Integritas moral pemerintah dan parlemen juga harus lebih baik Agar tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam berbuat kejahatan bisnis/ekonomi. Etika kekuasaan dan berpemerintahan harus dimiliki pemerintah dan parlemen. Etika politik anggota-anggota DPR juga haruslah teruji untuk tidak tergoda dengan menggunakan jabatan politik untuk mem-backing pelaku kejahatan bisnis. 5. Etika bisnis harus dikampanyekan (disosialisasikan) oleh pemerintah dan LSM (NGO) secara berkelanjutan Etika bisnis juga harus diberikan sebagai kurikulum (mata ajaran) wajib pada sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang mendalami ilmu ekonomi, manajemen, perdagangan, korporasi, perbankan dan keuangan, dan hal-hal yang berrkaitan dengan itu. 6. Prinsip-prinsip good corporate governance harus diterapkan Pada semua korporasi baik milik asing, pemerintah, maupun swasta lokal. Para pelaku bisnis/ekonomi hendaknya menyadari, bahwa di tangan mereka martabat dan kemajuan bangsa dipertaruhkan. Alasan Meningkatnya Perhatian Dunia Usaha Terhadap Etika Bisnis • Krisis publik tentang kepercayaan • Kepedulian terhadap kualitas kehidupan kerja • Hukuman terhadap tindakan yang tidak etis • Kekuatan kelompok pemerhati khusus • Peran media dan publisitas • Perubahan format organisasi dan etika perusahaan

 BAB.III KESIMPULAN 

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah pemerintah harus lebih siap menghadapi bisnis di indonesia. Pemerintah harus adil dalam menyikapi hal tersebut. Dalam arti pemerintah harus memberikan jaminan kepada pebisnis kecil bahwa usaha mereka aman dan mereka dapat dengan leluasa mengembangkannya. Sementara di pihak lain, pemerintah juga memberikan batasan kepada pembisnis yang bermodal besar agar tidak melakukan dominasi atau monopoli dalam dunia bisnis. Dengan diberikannya kesempatan yang sama oleh pemerintah baik kepada pebisnis kecil maupun pebisnis besar, kehidupan perekonomian akan menjadi seimbang. Hal tersebut akan menarik investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia. Keseimbangan di dalam dunia bisnis ini juga dapat menaikkan perkapita masyarakat Indonesia. 

DAFTAR PUSTAKA

 http://velanthin.blogspot.com/2012/10/etika-governmentetika-government.html http://dwiputr59.blogspot.com/2012/11/etika-government.html http://firmasari10.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html, http://blogakuntansikeuangan.blogspot.com/2012/11/etika-governmentgovernance.html, http://dedewulan90.wordpress.com/category/etika-bisnis/ http://www.bimbingan.org/peran-pemerintah-dalam-dunia-bisnis.html

Wednesday, June 12, 2013

TUGAS 4 : Tenses Chart




  1. While she was trying to read , her friend was practising the piano.
  2. He has been buying several jerseys in the last two years.
  3. She will bone the meat later.
  4. By the time you get there they already left.
  5. I was drowning. No body saved me.
  6. He said she has not returned the book yet
  7. What are you darning at the moment?
  8. She thinks her husband will buy a new fridge
  9. How much have you spent in London so far ?
<
  1. In a month’s time I Learned in London so far
  2. After he had seen the giraffe he spoke to the keeper
  3.  He was buying weed-killer when they arrested him.
  4. The plumbing always gives trouble the summer.
  5. The trout had risen when they reached the lake.
  6. Do you recognize this statue?
  7. They say they will not perform tomorrow.
  8. What have you been doing since your last recital?
  9. As it rained he put up his umbrella.
  10. They heard Beethoven better conducted earlier in the year.
  11. What is going on here?
  12. I only just realized what she meant.
  13. I never plant crocuses again.
  14. Were you enjoying yourself when I saw you at the party ?
  15. I will be to the zoo and going while they are still talking about visiting it.
  16. She docked at Tilbury last week.
  17. He always accelerates too quickly.
  18. Do you hear that awful noise ?
  19. By the time the brigade arrived, the house had collapsed.
  20. I saw a new type of windscreen wiper while I was walking round the exhibition yesterday.
  21. They have been waiting to take off since ten this morning.
  22. She shot at leastthree tigers in India last year.
  23. We saw what we see
  24. He heard an owl hooting as he walked through the wood.
  25. They have been producing a hundred shirts every day for two mounts now.
  26. Where were you going when I bumped into you?
  27. Who was tolding the grasshopper to dance? The ant in the fable did.
  28. They wear high heels every day last term.
  29. What will you do with a gun in your car?
  30. He still doesn’t find his watch.
  31. I have lived there several years before I found the nest.
  32. When it stung him?
  33. She likes cockles. Naturally she prefers lobster.
  34. Dragon-flies have very beautiful wings.
  35. Time and tide don’t wait for no man, the saying run.
  36. I bought some new pruners the other day.
  37. The girl in the pay box seldom smiles now a days.
  38. The moment he opened the boot the spare wheel fell out.
  39. Too many cooks spoiled broth.
  40. He left Italy by plane yesterday.


TUGAS 3 Unreal Conditions : Present And Future - writing Conditional Sentence Unreal Conditions : Present And Future



TUGAS 3 Unreal Conditions : Present And Future - writing Conditional Sentence
Unreal Conditions : Present And Future

4. If that man ( work ) harder, he could earn more money.
If that man worked harder, he could earn more money.
5. I would gladly tell you answer if I only ( know ) it myselft
I would gladly tell you answer if I only knew it myselft

6. If Don and I ( have ) enough money, we would buy a house
If Don and I had enough money, we would buy a house
7. If the weather ( be ) better right now, we could go for a walk
If the weather were better right now, we could go for a walk
8. That student would get much higher marks if he ( study ) harder
That student would get much higher marks if the studied harder
9. If Mr. Smith ( call ) me, I would explain evertyhing to him.
If Mr. Smith called me, I would explain evertyhing to him.
10. Mr. Moore would give up teaching if the ( enjoy, not ) it so much.
Mr. Moore would give up teaching if she didn't enjoy it so much.
11. If I ( be ) in your place, I would accept Mr. Anderson’s offer.
If I were in your place, I would accept Mr. Anderson’s offer.
12. People would understand you better if you ( speak ) more carefully.
People would understand you better if you spoke more carefully.

Writing Conditional Sentences

1. If the weather were better today, I would go to the beach
2. I would be a millionaire if i won the lottery
3. If we had a different english teacher, we could share our knowledge
4. We could play a game of cards if you had a free time
5. If everybody dressed the same way, they would feel so shy
6. I wouldn’t do that if it hurted your heart
7. If I had more free time, I would go to London to holiday 
8. No one would be happy if they have a lot of money
9. If I spoke Japanese fluently, I would stay in Japan
10. Your suit would look better if you were confidence to wear it
11. If I knew all for details, I wouldn’t get a trouble to do my task
12. Almost anyone would be frightened if they had a legal issues 
13. If I had the day off tomorrow, I would take a rest 
14. The world would be a better place if everybody loves to peace 
15. If Alice were a little more careful, she wouldn’t get a accident